CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEMOK PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEMOK PART2


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEMOK PART2, Hasrat-Bispak34 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tidak ingin menentang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu mengayalkan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya karena kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan pembicaraan saya tidak terselesaikan,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ucapnya, "Saya buat kamu makin sedap di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEMOK PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya jadi ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta begitu nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Dan tidak diduga saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Benar-benar saya belum mengetahui banyak berkenaan tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi tidak akan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan selalu nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, makin lama jadi cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, cuman dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Terpikir ingatan semacam itu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran dan meminta saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah keliatannya saya. Muka saya pastinya tampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Marilah lagi Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin makin hasrat. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu bila kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa artinya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi gak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kesenangan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta pada akhirnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu ingin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEMOK PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga selanjutnya kemampuan saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya hingga luntur serta menempel di seprai dipan Juragan. Juragan lagi duduk melihat saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko tambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, ditambah lagi serasi berantakan seperti ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, nyatanya ibu pemilik sewa kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya lekas membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya harusnya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Namun yang berlangsung malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya terus cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap saat saya penting uang, saya gak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya terhadap lelaki. Saya mengerti ini gak betul, serta semestinya saya stop, namun rayuan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga dikenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya jika ia ingin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, punya rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menyentuh kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang berada di sana, cuman ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru kali pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya gak peduli… yang saya berpikir cuman kerja sesuai ini lebih mudah dapat duit. Saya pula tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih senang saja rasanya. Dan selanjutnya, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian mempunyai pengalaman selaku lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan sebagainya. Dan saya lantas jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi…  siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga sampai tahu soal rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya nampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi jika sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya  berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Contohnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Tetapi lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya  jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang berada di photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi udah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian  seperti saya. Saya  jadi tahu kalau dahulu, pada waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seorang penari juga.  Hanya kala itu Juragan belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu pula simpanan orang camat. Juragan cuman dapat menonton dan memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu pula Juragan selalu memohon saya gunakan busana serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga puas bila dapat membuat Juragan suka. Semakin hari saya semakin terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya lagi meminta lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus mengerjakannya karena hanya duwit. Lama-lama saya tambah kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEMOK PART2

Tidak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya lantas tambah berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, serta saya lantas hamil… Lumrah, kalaupun ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya lagi melacur walau perut saya jadi membesar. Dan saya pun lagi hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, dan beliau nampak cukup waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, antara seluruh konsumen setia saya, saya sekedar dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  tidak tahu. Kemungkinan sebab sehabis Simbok wafat, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sembari cakepgnya waswas. Rasanya saya ingin membikin beliau gak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun selepas saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu momen yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi masih keliling menari… Saya seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Yang pasti ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun sebab masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan omong itu seluruh sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan lantaran yang pertama kalinya itu, kamu gak perlu sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama