CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN BERTUBUH SEKSI

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN BERTUBUH SEKSI


CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN BERTUBUH SEKSI, Hasrat-Bispak34 Namaku Ari (nama fiktif), saya yakni orang mahasiswa di satu diantara perguruan tinggi tempatku tinggal, saya tersohor menjadi orang nerd yang tidak pernah mempedulikan wanita alias tidak pengin menjelimet dengan yang bernama pujaan hatian, tapi nafsu seksku yang gak tersalurkan ini makin menggelora tiap-tiap saya memandang mahasiswi sekelasku yang punyai badan-tubuh menarik, pada akhirnya tiap-tiap hal tersebut berlangsung saya cuman dapat coli di rumahku sembari mengayalkan dapat ngentot sama mereka. Saya miliki kontol yang kemungkinan cukup menyenangkan hati untukku adalah sejauh 17 cm, gendut serta berurat. WAJIB 4D


Back to story….


Pagi hari ini saya kuliah dengan salah seorang dosen wanita muda, kutaksir umurnya lebih kurang 26 tahun, dia ialah bu rida, akhwat cadar lebar, belum menikah lantaran tak ada yang pas tuturnya, Awal mula dia mendidik di kelasku, dia tidak menarik perhatianku sebab badannya yang selalu ditutupi cadar serta gamis panjangnya, akan tetapi kian ke sini saya punyai fantasi spesifik yakni dapat rasakann badannya.


Saya pikir bagaimana tekniknya ya agar dapat cicipin badan beliau ini, saya memperoleh inspirasi buat menempatkan kamera pengaman yang menyoroti meja beliau, kendati pun tidak bisa bukti aneh-aneh tetapi sekurang-kurangnya bisa lihat mukanya yang selalu tidak ingin bila dipotret, siang hari ini saya lalu memperlancar gagasan itu, besok harinya saya ambil rekaman itu serta saya menyaksikan dosen yang kumaksud tengah masturbasi gunakan sebuah dildo dengan mengenakan pakaian komplet di meja kerjanya


Memandang hasil rekaman itu, saya menanti sampai sore hari bermaksud buat menggrebek beliau, waktu tempat dosen sudah sepi, saya masuk sembunyi-sembunyi tanpa nada,dan betul saja kedengar desahan kecil "uhh..sshh", kudekati meja beliau, waktu mulai merapat, kuberkata "masihlah ada orang?", "hhmm..masih" katanya sedikit gelagapan, "oh bu rida, belum pulang bu?" Tanyaku, "hhmm belum nih ri" jawabannya mendesah kecil, kusaksikan dari raut mukanya kelihatan kalau dia lagi horny berat, ke-2  tangannya masih tetap di bawah meja, "ibu kok keringatan? Ini ruang AC loh" tanyaku, "eee…tadi…anu…" ia nampak cemas, "anu apa bu?" Tanyaku, "itu…saya kembali selesaiin sejumlah buku di sini" katanya, kusaksikan rapi saja meja beliau. 


Kudekati beliau, "pengen ngapain kamu?" Tuturnya sedikit terkejut, kuperlihatkan video yang sudah kurekam ke beliau, beliau kelihatan pucat pasi, "kamu merekam saya?! Ingin apa kamu!" Teriaknya, "tak boleh emosi-marah ah bu, sembunyi-sembunyi akhwat seperti ibu begini mempunyai gairah besar pun ya" jawabku enjoy, "tidak boleh kurang ajar ya kamu!" Amuknya kembali, "ibu puasin saya atau video ini saya tebar agar banyak mahasiswa lain dapat cabuli ibu?" Tanyaku dengan rileks, ia terkejut dan tersandar lemas di bangku kerjanya, "ibu memohon tidak boleh demikian ri, tolong yaa" pintanya, "bisa nggak saya tebar tetapi ibu mesti ikutin saya" ucapku sembari buka celana panjang serta cdku, terpajang kontolku yang telah 1/2 tegang, dia mengalihkan parasnya serta berteriak kecil "aih!"


"eleh..berlagak sok buang muka, ini lebih besar loh dari kontol-kontolan yang ibu gunakan di video itu" ucapku dengan rileks, kedengar tangisan kecil, "udah tak boleh nangis" ucapku, kutarik tangannya yang sekian lama ini belum disentuh lelaki pikirku sebab sangatlah halus menjurus kontolku,kupinta dia memegang kontolku serta mengocak lambat, tangannya menggigil, tapi nurut mengocak, "udah tak boleh nangis sini simak saja" ucapku sekalian menggenggam kepalanya buat menengok lihat kontolku, dilihat matanya berkaca-kaca, kudorong kontolku ke bibir kecilnya yang seksi itu, "membuka dan sepong kontol ari bu" ucapku, ia masih tutup mulutnya, saya menjepit keras hidungnya hingga dia kesukaran bernafas dan buka mulutnya, dengan cepat ku masukan kontolku ke mulutnya serta kuhentakkan dengan kasar


"ohok…ohok" bu rida terbatuk-batuk, "jika saya nggak pengin kasar, nih hirup saja!" Gertakku, lihat saya mendamprat,dia mulai coba menyedot-nyedot palkonku dan memaju mundurkan kepalanya, saya cepat ambil camera yang tergelimpang di meja beliau serta merekam pekerjaan beliau nyepongin kontolku, "bu rida, cheese!" Ucapku, dia menatapku serta mau geram karena dia sadar saya merekamnya, tetapi kutahan kepalanya dengan tanganku, "hhmm..ehhmm.." suaranya terbendung, kuletakkan camera itu di meja beliau kembali, kuraba toketnya di luar gamis biru tua yang dia pakai ini hari, dia kembali memelototiku, saya mengabaikannya serta memulai meremas toketnya, "hhmm..hhmm.." desah kecilnya.


Sebab kurasa cukup session sepongnya, kutarik keluar kontolku serta kuberdirikan badannya, "ingin ngapain kembali kamu!" Gertaknya, kududukkan beliau di meja kerjanya, dan kunaikkan rok biru tuanya sampai kepinggang tampak kaki serta paha mulusnya


dia gak memakai legging semestinya akhwat lain, dia cuman memanfaatkan cd memiliki motif bunga, kuremas lambat memeknya di luar cdnya, "ri…cukup…ssh" tuturnya, kutarik cdnya serta kubuang entahlah ke mana, kumelihat memeknya yang berjembut lebat itu serta bibir memek masih makin dekat, kupermainkan jariku di bibir mekinya untuk cari itilnya, seusai kudapatkan, kupijit-pijit itilnya, "sshh…stop ari" pintanya dengan mendesah. Saya lalu masukkan tanganku yang satunya ke gamisnya, cari toketnya, seusai kudapatkan langsung kuremas-remas kembali, dia nampak menggeleng-gelengkan kepalanya seakan menampik permainan tanganku akan tetapi dia masih menikmatinya, "sshh..sudah yaa..ari…" desahnya, kumerasakan memeknya mulai becek


"berlagak sok nolak! Ini memek ibu dah becek" ucapku, kuhentikan semua rangsangan, kuarahkan cameraku ke memeknya supaya dapat merekam pekerjaan eksekusiku, kudekatkan dan kugesek palkonku ke bibir memek beliau, "sshh…jangan gagahin ibu ri…ibu minta..sshh" tuturnya sambil mendesis, kumasukkan palkonku berasa ada yang menjejal kontolku, kupijit-pijit kembali itilnya bermaksud buat menggairahkannya, lalu kuhentakkan keras kontolku ke mekinya, "Akkhh! Sakit ari!" Teriaknya dengan kepalanya yang mendangak keatas. Kudiamkan sesaat kontolku di memek bu rida, berasa pijatan memeknya yang nikmat, kumulai mengeluar masukan kontolku di memek beliau, "kamu jahat ari! Kamu setubuhin ibu!" Gertaknya, menyaksikan dia mendampratku dengan keras

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN BERTUBUH SEKSI

saya melecut memeknya dengan keras juga ekspresikan kemurkaanku sebab beliau gertak, "Uhh..sshh…perih ari, hentikaaaaann…" desahnya menampik tingkah lakuku, memandangnya makin mendesah kuhentakkan lebih keras kontolku sampai berasa sentuh bibir rahimnya, "akhh..tak boleh dalam sekali ri" desahnya, perlahan-lahan pekikan perihnya beralih menjadi desahan manja, "ahh..kurang ajar kamu..sshh…ohh…", "ari…sshh…ibu pengin keluar…sshh" desahnya, berasa mekinya berkedut-kedut, saya bertambah melecutnya keras sampai menggoyahkan meja kerja beliau ini, "ohh ibu sampai…sshh" desahnya dituruti dengan semburan hangat cairan cintanya terkait palkonku, berasa semburan kecil di perutku dari mekinya. WAJIB 4D


kudiamkan kontolku melepaskan dia nikmati orgasmenya, lalu kugendong beliau dengan kontolku yang menancap di mekinya, kubawa dia serta camera yang sejak dari barusan merekam pekerjaan kami ke meja kerja dosen lain, kulepaskan kontolku,tampak darah fresh melekat di tangkai kontolku, lalu kuposisikan badannya membungkuk serta berpijak di meja itu, kukembali menyikatnya dari belakang, "Uhh.." desahnya waktu kontolku masuk memeknya, kugenjot dengan sedikit kasar, kuremas toketnya dari belakang, kutegakkan badannya maka dia berdiri tegak dengan kontolku masih memecut memeknya, cadar lebarnya mulai kusut seperti itu juga dengan gamisnya lembab sebab keringat kami, kedengar suara telephone yang kutebak itu merupakan telpon seluler kepunyaannya, "ari setop ri…itu ada telepon..ssh" pintanya


saya terasa jika saya punyai sebuah inspirasi edan, "ibu jalan ke meja ibu, saat ini dengan kontol saya masih di memek ibu, cepat!" Perintahku, dilihat dia jalan membungkuk berpijak pada lututnya, saya masih tetap memecut memeknya tanpa ampun, "ari, ibu letih…udah donk" pintanya sekalian memajukan pahaku biar saya hentikan pecutanku, saya menarik pundaknya untuk kembali tegak, kupegang dagunya dan berucap "jalan saja lah kau lonte! Kau itu lonte saya saat ini! Haha", sembari selalu memaksakan jalan, setelah tiba di meja kerja beliau, dia langsung beroleh smartphonenya dengan status menungging berpijak di meja kerjanya, kulepaskan kontolku buat ambil camera baru saja ketinggal di meja dosen lain


kusaksikan dia segera membawa telepon, "ya sony?" Tanyanya, oh dari adiknya ternyata, kulangsung memercepat jalanku tuju beliau, kuposisikan camera untuk selalu merekam kami, serta kembali kugenjot memeknya, secara lembut buat berikan keasyikan untuknya, "pengin jemput mbak yaah..ssh?" Tanyanya, kuperintahkan bu rida buat aktifkan loudspeaker mobile phonenya, "mbak sakit ya? Jam berapakah sony jemput?" Bertanya adikknya kuatir, "eeenng tidak kok son, kakak hhmm baik aja…,ssh kakak pulang naik angkot ajaahh kelak" sebut bu rida dengan mendesah karena saya tidak hentikan pacuanku di memeknya, "oh baik mbak, berhati-hati ya" tutur adiknya di telephone, "hhmm iya dek" ujarnya. Mengenali telpon itu udah selesai, kugenjot keras kembali memek beliau, "ohh..ohh..sshh…" desahnya, "ibu ingin keluar kembali ri…sshh" desahnya, "ah cepat benar-benar bu,hhmm" desahku, kutarik keluar kontolku dan kuarahkan kontolku ke anusnya, "eh!eh!eh! Ingin ngapain kamu disana? !" Katanya was-was, lantaran kontolku cukup basah dengan cairan mekinya langsung kumasukkan sedikit kontolku ke anusnya


"Akkhh! Pedih ari, tak boleh di sana!" Teriaknya, kuhentakkan satu kali lagi kontolku sampai kontolku masuk semua di anusnya, "ohh stop ari, sakit…" pintanya, kugenjot perlahan sembari kumainkan jariku di memeknya yang membuat kembali mendesah kendati kesakitan "aduh…sshh…ahh ari…", saya terasa jika saya selekasnya muncrat, kutarik kontolku dari anusnya serta kumasukkan ke memeknya yang rapat itu lagi buat memberinya orgasme ke-2  buat beliau, "ohh…ibu sampai" desahnya dituruti semburan cairan cintanya bertambah banyak ketimbang yang pertama, maka dari itu membasahi lantai, kutarik keluar kontolku keluar memeknya, lalu kuhentakkan satu kali lagi kontolku ke anusnya, "akhh sakit itu ari!" Teriaknya yang barusan terima orgasme ke-2 , kupercepat pecutanku, "aahh ahh bu saya hingga" desahku disertai dengan 4 kali muncratan pejuku dalam anus beliau, "ohh perih…sshh" desahnya merasai semburan pejuku di anusnya


sehabis senang saya menyemprot pejuku, saya ambil kontolku serta badan beliau jatuh ke lantai yang basah dengan cairan beliau, kucari cd beliau, serta kubersihkan kontolku dengan cd beliau, kurekam badan beliau yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami mengegas gairah barusan, hijab panjang dan gamisnya basah disanggupi keringat, sementara roknya dibasahi cairan cinta, darah fresh dan pejuku yang keluar anusnya. Kulekas menggunakan kemejaku, ambil bra beliau, "saya memohon bh ibu ya, buat bahan coli, oke sayang, gak boleh kadu siapapun juga bila tak mau rekaman ini saya tebar, kamu jadi lonte saat ini bu, haha" ucapku di muka parasnya sekalian kukecup dahinya, kedengar tangisan menjadi-jadi dari beliau, kutinggalkan beliau sendiri di ruangan dosen itu dengan rasa senang.


——-


Ini hari merupakan 4 hari sesudah peristiwa pemerkosaan bu rida yang ari melakukan di ruangan dosen


——-


Bu Rida


Namaku rida (nama fiktif), saya yakni salah seseorang dosen anyar di perguruan tinggi yang berada di kota ini, saya biasa diundang "mbak-mbak akhwat" lantaran saya terus memakai kerudung panjang diikuti gamis serta rok panjang untuk tutupi badanku dari tatapan genit banyak lelaki, badanku kurus tinggi, dadaku tidak besar cuma seukur 34B.


Ini hari merupakan sekian hari selesai saya mengenyam petaka pemerkosaan yang telah dilakukan oleh Ari, mahasiswaku. Ini sore saya mesti pulang rada malam lebih kurang jam 9 malam sebab banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan ini hari. Karena udah termasuk tengah malam, jadi bis yang mengusung dosen tidak bekerja kembali, jadi saya memilih untuk pulang memanfaatkan bis transkota, kumenunggu kurang lebih 10 menit di halte depan universitas serta selanjutnya hadir suatu bis transkota yang bakal kutumpangi, kutidak melihat kalau bis itu dipenuhi dengan lelaki, dan cuman sedikit ada wanita, tapi lantaran saya takut kalau naik angkot jadi saya beranikan diri untuk menggunakan bus itu, saya tidak memperoleh bangku buat duduk, jadi kumemutuskan untuk berdiri, saat ku asyik bergelut dengan handphoneku, kumerasakan ada benda tegang yang menggesek-gesek bokongku yang terikat rok panjang warna krem ini.


BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama