CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BOHAY PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BOHAY PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BOHAY PART3, Hasrat-Bispak34 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi benar-benar menyediakan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang ia mengetahui bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal kalinya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang lalu tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, problem yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang terhenti waktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ucapnya pengen nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu kian menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan mengeluh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus pada saat saya lagi usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku dapat tuntas lebih semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BOHAY PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuman dapat mengguman tidak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu udah membuka rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah menanti hukuman yang hendak diberi Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua pelajar bobrok ini akan lekas melumatku dalam gudang ini, tetapi yang sangat kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Mestinya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu untukku buat berpikiran atau berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Lantas dengan peringkat ke-2 kakiku yang masih begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat menggapai pucuk serta selanjutnya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi usai nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… karena itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, gak berani melihat. Pengin rasanya saya menangis, tetapi saya tidak pengin kelak rekan temanku terlebih Jenny malahan ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuma dapat pasrah serta selalu mengoral penis Pandu, sekalian menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terbendung waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, memunculkan kesan yang aneh waktu saya mengetahui celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah serta lagi mengesah terhenti, tetapi saya tidak lupa bila saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan saat saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", ledek Dedi saat saya melihat ke belakang untuk lihat apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi Dedi sungguh-sungguh ingin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, tak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang terhambat, namun waktu ini saya tidak miliki alternatif lainnya, saya harus menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang nyata kepala penis Dedi itu, saat ini melekat dan memojokkan bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sebentar di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, dan seterusnya saya lagi usaha menyambung service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian pada dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh ketahan, serta saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya harus semakin menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti berusaha meredam mual gara-gara berbau apek yang melanda hidungku,  saya mesti menghentikan terasa sakit berbaur nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuma mengharapkan pasienanku ini lekas selesai. Saya pula mengharap pakaian seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku selesai saya usai disetubuhi oleh dua begundal ini. Sehabis saya menghimpun semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BOHAY PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia akan membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak dapat menghentikan kepuasan service oralku.

Namun saya tidak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat mengendalikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat selanjutnya penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan dalam mulutku ini, tetapi saya gak ingin Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya udah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan metode yang serupa buat menumpahkan frustasiku pada Pandu. Saya selalu mengisap penis dalam mulutku ini kendati pun penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum juga usai dengannya.

Saya lagi menghirup serta menghirup penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta sewaktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama seperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergeletak seusai saya dan beberapa pacarku balik meniduri mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya dapat meletus waktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sehabis Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti gak meyakini dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking emosinya.

Kondisi di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir membatasi tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya mesti mengatur diriku di toilet, sekalian minimal saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa gak nyaman pada selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berpindah telah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu tentu sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BOHAY PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak mau terkena tragedi untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak mesti pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas balik ketujuan ke kelas buat ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan takut.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Namun saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong biar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan sedih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit gak sedap lantaran saya harus bohong pada Jenny yang demikian perhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, walaupun saya tahu ini yaitu yang terunggul, dibanding ada yang dengarkan penuturan kami saat saya akui apa yang sesungguhnya berlangsung padaku saat saya berada di toilet, atau bisa lebih pasnya di gudang barusan.

Namun tidak lama setalah itu Jenny telah kembali repot menarik dan mengejekku masalah Andy. Ditambah lagi saat jam paling akhir ini hari guru yang mestinya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah menarikku, serta saya telah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta saat saya tidak tahu harus lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dilaksanakan Andy? Apa yang kurang lebih berada di pemikiran Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya telah terasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali jatuh hati deh… hingga sampai saya gak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin omong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin katakan apa ya… saya pengen ngomong, bila Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan type cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah benar-benar baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir jika kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata ujarnya, dan saya serta lagi merengek-rengek.

"Jika begitu kamu tak boleh menangkis terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali merayuku.

"Aku…", saya tidak dapat berujar apa apalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari merapikan semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas saat Sherly tau-tau ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat mengeluhkan sewaktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga sampai kapan sich baru bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan kuatir.

"Sebab itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BOHAY PART3

Saya lihat ke sekitarku, rupanya benar-benar kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap saya risau jika ada yang dengar kata-kata mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar issu yang tidak tidak, saya gak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya tidak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, kebenaran saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya telah tak mempunyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi risi di saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terkenang perbuatan bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Tapi saya usaha punya sikap biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami serta mohon pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama